Percintaan Tukang Gerobak Sayur 2

0


”Ya sudah cepat sana, nanti keburu Yanto tidak ada” ucap Nani”Tanpa ba-bi-bu warno segera kerumah Yanto, si tukang ketoprak yang akan pulang kampung.”Yan… ini aku titip buat bude Sakem yang sedang sakit 190 ribu rupiah, yang 10 ribu untuk nambahin ongkos kamu, sekalian salam dan katakan aku belum bisa pulang ”Adalah menjadi kebiasaan di lingkungan warno, saling menitip uang apabila ada seorang kerabat, tetangga kampung atau teman yang akan pulang kampung. warno juga telah beberapa kali dititipi oleh Yanto. Memang mereka tidak mengenal adanya transfer uang lewat bank.”Baik nanti aku sampaikan To… wis kamu ndak usah bingung, semoga nggak ada apa-apa” ucap Yanto.”Terima kasih To..hati-hati ya.” warno berucap sambil permisi kepada sahabatnya yang telah berkenan menerim titipan uang darinya untuk bude yang sedang sakit dikampung.Kembali terbayang wajah bude Sakem, wajah yang teduh dan rela mengurus dan menganggapnya sebagai anak, wajah yang penuh kedamaian. 

Bagiamana budenya mengajarnya setiap malam, bagaiamana budenya menemani saat ia makan, semua kembali terbayang. Tapi karena faktor usia, saat ini beliau sedang tergolek lemah di kampung.Tiba-tiba ingatannya kembali ke Nani, ia belum mengucapkan apapun kepadanya apalagi terima kasih setelah ia menjadi dewa penolong baginya. 

Warno kembali menuju petakan Nani, untuk mengucapkan terima kasih atas pertolongan yang telah ia berikan.Tidak berapa lama warno telah tiba dimuka petakan Nani, warno langsung menyeruak masuk tanpa mengetuk lebih dulu. Terbelalak warno melihat pemandangan yang nampak di dalam, saat itu Nani sedang mengeringkan badannya dengan daster tipis sebagai pengganti handuk. 

Nani hanya menggunakan handuk untuk menutupi kemaluannya, sedangkan dua buah bukit kembarnya tertutup BH warna putih cenderung sudah menjadi cream yang tampaknya tidak dapat menampung isinya. warno tidak pernah membayangkan kalau payudara Nani begitu indahnya besar, putih dan masih seperti orang belum bersuami, mungkin karena jarang disentuh oleh suaminyaMereka berdua terkesima, warno terbelalak menyaksikan pemandangan tersebut sedangkan Nani hanya diam seribu basa karena tidak tau apa yang harus dilakukannya.

Tiba-tiba kedua mata mereka saling bertemu satu dengan yang lainnya, saling bertatapan dengan tetap tanpa suara, saat itu naluri sebagai manusia yang bicara, warno mendekat sementara Nani masih tetap diam tanpa bahasa, sementara bibir warno mulai mendekat bahkan dekat sekali ke kening Nani..Nani merasakan hembusan birahi warno, akhirnya ia merasakan sebuah ciuman lembut mendarat di keningnya, ia memejamkan mata tak tau harus menikmati atau apa yang harus dilakukan sementara, karena lembutnya kecupan warno, birahinya pun mulai terusik, apalagi setelah kecupan warno turun ke pipi kemudian terus turun menelusur hingga sampai pada bibirnya.

Tangan kanan warno mulai menelusuri bagian belakang Nani yang memang tidak terbungkus apa-apa hanya seutas tali BH yang masih menggantung disana, diusapnya lembut pinggung dan pantat Nani, kemudian tangan kirinya mulai menelusur diperut Nani sehingga menimbulkan sensasi yang tidak terkira bagi pemiliknyaHangat sekali kecupan warno, kecupan yang memang telah lama tidak ia rasakan, lidah warno lincah bermain di dalam mulutnya yang mau tidak mau mengundang hasratnya untuk melayani permainan lidah dan bibir warno.

Ehhhh…………..Nani berguman menikmati usapan dan belaian serta kecupan bibir warno, ditambah lagi tangan kiri warno semakin mendekati dua bukit kembar miliknya yang masih terbungkus BH, sensasi yang dirasakan semakin nikmat. Tangan kanan warno naik dari pantat menuju pengait tali BH Nani dan dengan sentuhan halus, BH itu sudah terlepas dan meluncur turun sampai tertahan oleh handuk penutup kemaluan Nani.Tampaklah oleh warno dua bukit kembar milik Nani yang kini bebas menggantung tanpa penghalang. warno semakin bersemangat dari semula mengusap, membelai kemudian kini sudah sampai pada tahap meremas, apa saja yang ia remas pantat, perut, pinggul hingga payudara Nani tidak luput dari remasannya. 

Hal ini semakin memuat Nani tidak berdaya, ia benar-benar dimabuk nafsu yang dibangkitkan oleh warno seorang penarik gerobak langganannya. Ia tidak ingat lagi suaminya dikampung, ia lupa segalanya.Sedikit demi sedikit warno mendorong tubuh Nani ke arah kasur milik Nani yang hanya menurut saja oleh dorongan tubuh warno hingga ia menurunkan tubuhnya dan duduk dikasur. warno mengikuti gerakan Nani menuju tempat tidur mulutnya kini bermain lincah memainkan puting susu Nani. Seakan tidak puas hanya mengecup dan mengisapnya tangan kirinya pun ikut membantu meremas-remas bukit kembar milik Nani.Dengan dorongan warno kini tubuh Nani sudah tergolek dikasur tanpa penutup dada hanya handuk yang tidak mampu lagi menutupi kemaluannya karena tersingkap oleh gesekan-gesekan tubuh mereka.Kebiasaan Nani, sehabis mandi ia hanya menggunakan handuk sebagai penutup barang miliknya yang paling berharga tanpa celana dalam, sedangkan bagian dada hanya dibungkus BH (mending BH-nya bagus). 

Kebiasaan berpakaian seperti ini kerap ia lakukan sambil beraktivitas di petakannya.Kebiasaan seperti ini memudahkan warno untuk melakukan aksinya. Kembali ia mengecup bibir Nani yang memang sudah menunggu aksi warno berikutnya. Gejolak birahi yang dirasakan segera menghempas segalanya. Statusnya sebagai istri dari Tarsica seorang petani dan pemelihara bebek di kampung tidak lagi ia ingat. Apalagi tangan kanan warno mulai membuka handuk satu-satunya yang masih ia kenakan sebagai penutup kemaluannya.Dengan sekali tarik, tampaklah oleh warno kemaluan Nani dihadapannya, rambut kemaluan yang tebal berwarna hitam tampak acak-acakan menutupi bibis vagina milik Nani. 

Pantulan cahaya matahari yang menerobos lewat celah dinding petakan Nani membantu memberikan penerangan bagi warno untuk sejenak mengamati kemaluan Nani. 

Ia kagum dengan Nani kemaluan Nani yang tampak menonjol persis kue apem yang adonananya sempurna.Nani agak risik melihat warno memandang vaginanya seperti hendak melihat seluruhnya, tak habis akal tangan Nani mengapai tonjolan diselangkangan warno yang memang sejak tadi menuntuk untuk dijamah, sejenak warno terhenyak sejenak ketika tangan Nani mendarat di kemaluannya, namun hal itu tidak terlalu lama, karena kenikmatan dan sensasi yang ia rasakan amatlah menghanyutkan, apalagi Nani mulai mencoba memasukkan tangannya kedalam celana warno. warno tak sabar segera ia memelorotkan celana sekaligus CD-nya, agar kenikmatan yang ia rasakan semakin terasa. 

Kaos berlambang salah satu Caleg Partai tertentu yang ia gunakan juga tak luput ia lepaskan. Tampaklah oleh Nani tubuh hitam, kekar karena sering menarik gerobak sayur milik warno mengkilap karena keringat dan torehan cahaya matahari. Belum hilang rasa kagum Nani terhadap kekekaran tubuh warno, ia merasakan sesuatu menyentuh kemaluannya, yah tangan warno mulai mengusap rambut kemaluan Nani yang tidak menyangka bahwa seorang penarik gerobak mempunyai gaya bercinta yang romantis tidak seperti suaminya dikampung, cek-ecek-ecek sudah boro-boro ada pemanasan, terlalu terburu-buru, maklum katanya ia harus melihat aliran air disawah, apakah bendungan yang ia buat dapat mengalir keseluruh bagian sawahnya dengan sempurna. 

Jangankan orgasme bagi Nani terkadang terangsang pun belum. Lain halnya dengan warno yang rada sabaran dalam memacu birahinya.Tidak puas hanya dengan membelai warno mulai menusuk-nusukan jari manisnya ke vagina Nani yang telah basah oleh cairan birahinya, hangat dan licin yang dirasakan warno. Ehh…ehh…Nani meracau merasakan kenikmatan sentuhan tangan warno ke dalam kelaminnya. warno terus beraksi hingga ia tak tega melihat Nani meracau tidak menentu, mengelengkan kepalanya kekanan dan kekiri karena nikmatnya, apalagi tangan Nani beraksi di kemaluan warno mulai tidak menentu kadang mengusap kadang menggosok kadang memencet.Disamping itu birahi warno pun telah meninggi, akhirnya entah siapa yang memulai warno yang semangat menindih tubuh Nani, atau Nani yang tak sabar menarik tubuh warno untuk segera menindih dan memasukkan alat kelaminnya kedalam kemaluannya. 

Tangan Nani tetap di kemaluan warno untuk segera membimbingnya menuju lubang vaginanya, Sejenak warno menggosok-gosokkan kemaluan miliknya ke vagina Nani.Nani mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, warno menusukkan kemaluannya… blesss…blesssssssssssss…Nani menggit bibir merasakan kenikmatan kemaluan warno meluncur kekemaluannya yang memang telah lama tidak dijamah oleh suaminya karena ia lama tak pulang kampung. Biasanya sebulan dua kali atau tiga kali ia pulang, tapi sudah dua bulan ini ia belum dapat pulang kampung, karena pasar sedang ramai menjelang pemilu.Hampir seluruh kemaluan warno membenam di vagina Nani, sejenak mereka terdiam, masing-masing merasakan nikmatnya bersenggarama. 


Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)