Nakalnya Nadia Karyawati Baru 2

0

Ada yang mengangkatnya dengan background suara hingar bingar diskotik dan suara teler ga karuan. Tolol. Di tengah minggu malah dugem. Nadya, terus menekan pamannya. Aku berusaha menelpon semuanya, tetapi entah kenapa sinyal hapeku tiba2 hilang. Aku kalut, mencari telpon kantor. Dan hanya telpon di meja front office saja yang bisa dipakai untuk menelepon ke luar. Aku berlari kearah front office dengan panik. 

Dan bodohnya tiba2 aku terjatuh tersangkut pojokan meja. Aku jatuh ke meja menimpa telpon kantor. Aku kaget dan langsung bangkit. Berharap telpon tidak rusak. Aku lalu mengangkat telponnya. Ternyata ada nada sambung.Aku mencoba menekan nomer yang kuhapal. Lagi2 sial. Rupanya kejadian tadi menyebabkan tombol 0 rusak dan tidak bisa ditekan. Nomer telpon HP mana yang tidak ada 0 nya ? sedangkan aku tidak punya nomor telpon rumah orang kantor. 

Ide tiba2 muncul, aku membuka laci front office untuk melihat data nomer telpon pegawai.SIAL ! SIAL! Lacinya terkunci. Sementara itu Nadya masih menelpon pamannya.“JADI GIMANA DONG OM ?!?” Bentak Nadya“Sabar, kamu sama siapa disana ?”Nadya menyebutkan namaku.“Oh sama dia. Aman kalau sama dia, Nadya, kamu tunggu besok aja, kamu” Belum sempat pamannya menyelesaikan kalimatnya, Nadya dengan kesal melemparkan handphonenya ke dinding dan handphonenya hancur berkeping2.
“Kenapa kamu banting ?!?!?” Bentakku. 
Nadya hanya terdiam. Dia menarik nafas dalam2.“Telpon kantor ?” tanyanya pendek“Rusak” jawabku tak kalah pendeknya.“Kenapa ?” Mukanya mulai memerah. Matanya berkaca2.Tadi aku jatuh, telponnya ketindih badanku Aku menjawab sambil memalingkan muka.“TOLOL !!” Nadya membentakku dan tangan kanannya mengayun akan menampar pipiku. 

Dengan tangkas aku menangkap tangannya dan melepasnya kembali.“Lebih tolol mana sama orang yang ngebanting hape nya sendiri ?”sindirku.

Ruang rapat penuh asap rokok sekarang. Aku menghisap rokok kretekku dalam2 dan membuang asapnya ke langit2. Nadya duduk di pojokan sambil menghisap rokok mentholnya. Kami sudah saling diam selama 30 menit lebih. Tidak ada alasan bagiku untuk mengobrol dengan wanita judes ini. Bikin pusing. Tapi aku mencoba menengok untuk melihat keadaannya. 

Khawatir juga.Jangan2 nekat gantung diri.“Apa kamu lihat2 ?” Nadya membalas tatapanku dengan pertanyaan dingin.“Gw punya mata, boleh dong liat kemana aja” Jawabku tak kalah dingin.“Ngeri tau gak, berdua doang sama cowok macem kamu”“Eh. Lu baru masuk kemaren sore Nad, blom kenal siapa gw.. “Aku menatap penuh emosi ke arah Nadya.“Ah semua cowok sama aja”Nadya membuang muka“Apa maksud lu ?” Tanyaku penasaran“Ah, tau lah” Jawabnya sembari mematikan rokoknya di pot bunga yang sekarang beralih fungsi sebagai asbak.
“Lo tau kan otak cowok isinya seks melulu ?” Suara Nadya terdengar tidak enak Aku hanya terdiam.

Bahaya tau gak berdua doang sama cowok asing. “Salah2 gw diperkosa” Nadya berkata ketus“EH. Sori ya mbak sok pintar lulusan luar negri masuk karena koneksi” Nada bicaraku meninggi. “Biar kata lu cantik, juga, ga bakal ada cowok mau perkosa lo ! Mana ada orang mau merkosa orang ngeselin macem elo !!!” Bentakku.“Orang yang gak bisa bersosialisasi macem lo ! Orang yang egois ! Ga ada empati sedikitpun sama orang kantor ! Ga ada bagus2nya! Mentang2 ni kantor punya om lu, lu mau seenaknya aja disini ?!?!?” 

Aku sudah naik pitam. Tidak mampu menahan kesabaran lagi.Ah Nadya tidak bisa berkata2 lagi.Enak aja lo bilang gw mau merkosa elo ! mendingan gw tidur ama pecun daripada nyentuh badan lo ! Nafasku habis. Sudah kuluapkan semua kekesalanku kepada Nadya.Tiba2 Nadya berlutut. Melepas kacamatanya dan mulai menitikkan air mata. 

Dia membanting kacamatanya dan mulai menangis sesenggukan. Shit. Rupanya kata2ku tadi kelewat kasar. Makin lama tangis Nadya makin keras. Aku pun berlutut mendekatinya dan mencoba memegang bahunya.Nadya. Sorry mungkin gw terlalu kasar aku meminta maaf. Nadya menepis tanganku dan terus menangis.Nad. Aku agak membungkuk untuk melihat wajahnya. Tapi tiba2 Nadya memelukku dan menangis di dalam pelukanku. 

Aku terdiam sembari mengelus2 punggung Nadya. Sekitar 10 menit dia menghabiskan tangisnya di pelukku. Aku yang pegal lalu duduk di lantai bersandar pada dinding. Nadya duduk di sebelahku, dengan pandangan kosong. Tak beberapa lama Nadya memulai pembicaraan.“Maaf tadi aku lancang ngecap kamu” katanya pelan“Gw juga Nad maaf tadi terlalu kasar” jawabku.“Aku yang mulai” lanjut Nadya. “Kupikir semua laki2 sama. 

Baik pada awalnya tapi ternyata brengsek”“Ah. Semua laki2 brengsek kok Nad” Jawabku. Lalu kami terdiam cukup lama.“Aku pernah diperkosa” Nadya tiba2 bernonton.“Eh?” Aku tidak bisa menyembunyikan mimik heran dari mukaku.“Waktu aku baru kuliah di US, ada kakak kelas yang ngedeketin aku.. 

Lanjut Nadya Dia baik banget, sampe pada akhirnya aku diundang ke pesta di asramanya Pestanya rame, dan ternyata minumannya beralkohol semua.Aku dibuat mabuk” dia terus bercerita “Lalu aku dibawa masuk ke kamar, dan disana aku diperkosa olehnya” Nadya menghela nafas panjang dulu.Sejak saat itu aku ga pernah percaya sama cowok Nadia lalu mengambil sebatang rokok menthol dari bungkusnya, meremas bungkusnya yang sudah kosong, lalu melemparkan bungkusnya ke pot bunga. Aku memberikan korek apiku ke Nadya. 

Nadya lalu menyalakan rokoknya dengan korek milikku.Aku tidak berani berbicara lagi. Aku tadi telah lancing berbicara seperti itu kepada Nadya.“Gimana kehidupan cinta kamu ?” tanya Nadya“Mmmm” Aku diam tak berani menjawab.Setelah kejadian itu, aku ga pernah berhubungan sama laki2 lagi katanya. Sekarang giliran kamu cerita” Katanya sambil tersenyum kepadakuAku sedikit terkejut. Ternyata jika tersenyum Nadya manis sekali. Aku tidak pernah melihatnya tersenyum semenjak dia masuk kantor.

“Mmmm Aku harusnya tahun lalu nikah” jawabku “Tapi ?”Tanyanya sambil menghisap rokok mentholnya.“Tunanganku selingkuh” Jawabku pelan. Tak ingin rasanya menceritakan hal tersebut. Aku menarik nafas dalam2 dan memandang ke arah langit2. Nadya tidak menimpali jawabanku. Dia mematikan rokoknya di pot bunga.Waktu berjalan sangat lama. 

Aku dan Nadya berbicara tentang banyak hal. Mulai dari jaman kuliah, sma, segala macam. Ternyata Nadya menyenangkan jika diajak bicara. Tak jarang ia tertawa bersamaku, menertawakan kejadian2 konyol di kantor yang terjadi sebelum kedatangannya. Tak terasa sudah jam 12 malam. Aku sangat capek. Aku mencoba tidur. Aku masih bersender pada dinding, sementara Nadya tertidur, dengan menggunakan bahuku sebagai sandaran. Dingin Nadya tiba2 memelukku.

Aku tak tahu harus berbuat apa. Sebagai lelaki normal, yang sudah lama tidak berhubungan dengan perempuan, aku tiba2 merasa deg2an, dan suhu tubuhku memanas. Aku mengira Nadya bisa merasakannya, karena dia memeluk tubuhku sekarang. “Hmmmm.. jadi yang bujangan di kantor Cuma aku, kamu, sama Pak Yudi ?” tanya Nadya.“Iya” jawabku pelan sambil menahan perasaan aneh ini.“Hehe” Nadya tertawa kecil“Kenapa ?” tanyaku.“Nope nothing” katanya sambil menahan tawa.“Well I guess. 

Ga ada salahnya kalo satu dari kalian aku pacarin” Nadya melanjutkan ucapannya.“Oh jadi lu demen ya sama om2 bujangan tua” timpalku.“Haha enak aja. Coba kamu itung, 45 – 27 = 18, jauh kan umurku sama Pak Yudi” jawabnya“27 ? Kirain 35” ledekku.Nadya berusaha untuk menjewer telingaku tetapi aku menghindar, menangkap tangannya, tetapi aku kehilangan keseimbangan duduk, sehingga aku terjatuh kearah kanan dan tak sengaja menarik Nadya ikut jatuh juga menimpa tubuhku. 

Aku yang jatuh menyimpang kekanan ditimpa oleh Nadya yang menghadapi telingaku. Akhirnya dia menjewer telingaku tanpa ampun.“Aduh !. Sakit tau !” Aku berusaha memberontak tapi Nadya malah tertawa2 dan tidak melawan rontaanku. Aku berusaha bangkit tetapi Nadya malah memelukku.Aku ingin diperlakukan dengan lembut oleh laki2 bisik Nadya.Aku memperbaiki posisi jatuhku. Aku tiduran terlentang di ruang rapat, dan Nadya menimpa tubuhku. Aku bangkit, dan Nadya ikut memperbaiki posisinya. 

Aku kembali duduk, tetapi sekarang Nadya ada di pangkuanku dan tetap memelukku.“Aku merhatiin kamu terus semenjak pertama kali masuk kantor” Nadya kembali berbisik. “Kamu paling sopan, dan lembut sama perempuan kalo dibandingin sama yang lain,Ditambah lagi kamu belum nikah kan dan om ku bilang, kamu orang yang baik” Nadya terus berbicara.“Baru tadi kan bilangnya, gw juga denger” jawabku“Enggak. Dari awal aku masuk kantor, om udah bilang kalo kamu selain kinerjanya paling bagus, kamu juga sopan, ramah dan orangnya menyenangkan Nadya membantah ucapanku. Kayaknya lucu kalau kita pacaran” Nadya melanjutkan ucapannya.Aku kaget. 

Baru pertama kali seumur hidup ada perempuan yang mengatakan ingin kupacari. Dan perempuan itu adalah perempuan yang cantiknya minta ampun seperti Nadya. Aku tak bisa bicara apa2.Kami berdua saling memandang. Tiba2 entah siapa yang memulai, kami memajukan kepala kami masing2 dan berciuman. Bibir Nadya sungguh hangat. Aku memeluk erat pinggangnya dan Nadya meremas rambutku. 


Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)